Monday 26 December 2011

Cinta Monyet ^_^

Ketika kita masih kecil terkadang ada kenangan indah yang membuat tertawa sendiri bila mengingatnya ketika kita telah dewasa. Saat mengalami ketertarikan kepada lawan jenis saat masih SD bisa dibilang adalah hal lucu yang terkadang tidak bisa dilupakan. Setiap orang pasti memiliki kenangan tersendiri untuk itu, dan mungkin akan menjadi lembaran memory yang membuat kita terkenang atas kenakalan kita semasa kecil.
Aku-pun juga mengalami hal yang sama, menyukai "orang ganteng" di sekolah padahal usia baru setingkat SD (lupa aku tepatnya). Secara fisik, aku memang bukan cewek cantik dan populer waktu itu, karena gayaku seperti cowok, hitam, dekil, berkadas. Dan bisa dibilang kalah banget sama temen-temen yang gayanya imut dan cantik, karena hobiku adalah main kelereng, main layangan dan main perang-perangan. Karena adikku juga masih kecil, jadi sebagian waktuku adalah mengurus mereka ketika orang tua bekerja untuk menafkahi kami, jadi gak ada ceritanya merawat tubuh sama sekali. Kalau lihat foto kadang pengen tertawa sendiri hehehe....
Tapi aku beruntung sekali, dikaruniai oleh Alloh sebuah otak yang bisa bersaing dengan teman yang lain, sehingga prestasi akademikku boleh dibilang berkisar 5 (itupun 5 menurutku jelek banget hanya sekali) sampai 3 besar disekolah mulai kelas 1 sampai kelas 6. Itu mungkin yang membuatku masih bisa dianggap di sekolah hehehe....
Kembali ke cerita cintanya lagi ya... Waktu itu aku suka banget sama anak ganteng yang ada di sekolah, dia adalah anak seorang guru favoritku. Mungkin karena aku suka main dengan cowok, jadinya interaksi dengan dia boleh dibilang sering karena dia sering bermain dengan tetanggaku. Wajahnya imut banget waktu itu, dan dia bersama gang-nya selalu mengolok-olok diriku, bahkan sampai bikin bertengkar dan kejar-kejaran. Kalau kita berenang di Blumbang (sumber air yang dibendung seperti kolam untuk berenang dan mencuci orang kampung) selalu saling olok waktu itu. Aku dibilang Pendekar Mata Satu (waktu itu karena mataku sakit sebelah), dibilang Tikus dan masih banyak lagi sampai kadang bikin aku jengkel. Sampai pada akhirnya aku dan dia sama-sama menjuarai lomba Qiroah tingkat kecamatan Batu sebagai juara 2 putra dan putri, mengejutkan sekali bukan, padahal ada temenku yang boleh dibilang bisa dalam segala hal, punya wajah cantik, dan selalu menjadi andalan guru (jaman dahulu masih ada kolusi dan nepotisme jadi terkesan penilaian secara kekeluargaan dan subjektif) malah terkalahkan olehku. Sejak saat itu, terasa ada sinyal-sinyal dalam hati kami, mungkin aku yang terlalu GR atau mungkin hanya Cinta Monyet saja. Dan sejak itu pertemuan dengannya serasa ingin terulang terus hehehe....
Tapi yang membuatku sedih adalah ketika satu kelas menjodoh-jodohkan dia dengan cewek populer di kelas, dan aku hanya bisa diam karena mungkin aku juga tak pantas untukknya (perbandingannya 90:50 hehehe soalnya aku banyak kekurangan). Anehnya setiap aku yang menggoda dia dengan mengolok-olok dengan cewek itu dia malah marah dan menunjukkan muka tidak senang. Sampai akhirnya kita lulus dan mengambil sekolah masing-masing dan aku masih memendam rasa itu hehehe...
Setiap liburan sekolah dia pulang kampung, karena dia harus sekolah di luar kota, dan aku di lokal saja karena lebih dekat dan aku juga diperbantukan untuk mengajar baca qur'an di mushola. Kami-pun bertemu kembali, wajahnya makin imut saja, dan aku jadi lebih dewasa. Ketika malam hari sepulang mengaji, dia selalu duduk di dekat mushola tempatku mengaji, kemudia kita berbincang-bincang sebagai teman SD yang telah berpisah lama. Kemudian dia membagi jeruknya kepadaku, rasanya senang sekali sampai aku menyisakan untuk tak ku makan hanya untuk menyimpannya (lucu banget kalau diingat kok sampai segitunya hehehe). Dan kitapun sering berbincang masalah sekolah dan sebagainya sampai menyinggung cewek itu juga. Waktu liburan terasa berarti bagiku ketika bertemu dia (cieeeee....), sampai akhirnya aku mulai lagi menjodohkan dia dengan temanku waktu itu, dan ketika bertemu pulang mengaji aku mencoba mengoloknya lagi... dan apa yang terjadi??? dia mengejarku, memegang tanganku, dan bilang "Aku mbek awakmu ae, emoh mbek iku" yang kalau diterjemahkan "Aku sama kamu aja, gak mau dengan dia" dengan memegang erat lenganku. Bagai disambar petir, wajahku memerah karena waktu itu dia bersama teman laki-laki, dan spontan aku lepaskan tangannya dan aku bilang "Emoh.." artinya "Tidak mau". Ketika sampai dirumah rasanya menyesal banget, ternyata kami sama-sama memiliki rasa yang sama, dia selalu mengamati tingkah-lakuku, dan ternyata aku memang tidak GR sodara-sodara...
Sejak saat itu, komunikasiku dengan dia semakin buruk, aku hanya mendengar cerita-cerita dia dari teman-teman saja, mereka tidak tau apa yang terjadi pada kami, dan akupun tak tau apa yang sebenarnya terjadi pada hubungan ini. Banyak cerita negatif tentang dia, tapi aku berusaha menutup telingan, dan mungkin dia sudah mendengar dari teman-teman kalau aku di sekolah disukai anak juga. Dan begitulah seterusnya sampai kita sama-sama dewasa. Sampai akhirnya kita bertemu kembali, ketika hari Raya, dia menyempatkan diri ke rumah sendirian, kita bercerita panjang lebar dan waktu itu aku hanya menganggap dia sebagai teman karena mungkin rasa itu hanya perasaan anak kecil saja, karena aku sudah memiliki rasa indah yang lain hehehe.... Setelah itu kami juga menjadi biasa saja dan tak pernah ada rasa tersisa, mungkin kami sudah menemukan  cinta yang lain, jarang bertemu juga, mungkin 1 tahun sekali saja ketika hari raya atau kebetulan bertemu, dia juga mengalami perubahan yang mungkin orang menganggap buruk, tapi bagiku semua orang mempunyai alasan untuk melakukan sesuatu pada hidupnya. 
Waktu berlalu sampai akhirnya aku menemukan orang yang pantas menjadi pendamping hidupku, dan kami memutuskan untuk menikah. Seorang suami yang sangat aku cintai dengan sepenuh jiwaku, suami yang menghapus air mataku, dan suami yang selalu tersenyum kepadaku sehingga menenangkan hatiku. Pada suatu saat, kami-pun kembali bertemu tanpa disengaja. Seperti biasa aku menyapa dia, karena dia adalah temanku, tapi apa yang terjadi?? sepatah kata-pun tak diberikan jawaban atas sapaan-ku, bahkan dia berpaling muka. Aku sangat kaget dan merasa sedih, mungkin karena aku memang salah tidak memberi tahu dia atau ada faktor lain. Sejak saat itu Aku tak pernah bertemu kembali dengannya, dan tak satu-pun kabar yang ku dengar dengan pasti tentangnya. Aku hanya ingin dia baik-baik saja, dan kita tetap sebagai teman, waktu itu aku benar-benar lupa memberitahu pernikahanku, dan aku kira dia sudah mendengar dari orang lain, wong sahabatnya saja juga datang ke rumah, padahal aku tidak menyebarkan undangan. Mungkin hanya Alloh yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata cinta monyet itu menyisakan kenangan tersendiri bagi siapapun dan kadang sampai ada yang berlanjut sampai dewasa. Karena cinta itu adalah fitroh yang diberikan kepada manusia ketika masa pubertas datang. Akan tetapi, se-romantis dan se-indah apapun cinta monyet tidak ada yang bisa mengalahkan cinta sejati kepada seorang suami atau istri. Karena cinta antara suami dan istri itu adalah cinta yang sebenarnya dan sangat nyata.  Mempunyai ikatan batin yang sangat kuat melebihi apapun. Sangat miris sekali melihat anak-anak ABG sekarang yang menganggap cinta monyet mereka sebagai cinta sejati yang terkadang mereka melakukan apapun untuk mempertahankan cinta monyet mereka, padahal apabila ditengok dari kisahku di atas, cinta monyet TIDAK selamanya mengantarkan kepada pernikahan. Dan pada jaman dahulu Cinta Monyet tidak ada yang namanya pegang tangan dan pacaran "mojok" seperti anak sekarang. Cinta Monyet jaman dahulu hanya sebatas saling suka dan hanya sebatas jodoh-jodohan saja tidak seperti sekarang yang terkesan menjurus pada pergaulan bebas. Cinta Monyet dahulu tidak akan mempengaruhi prestasi belajar seseorang karena itu hanya bumbu pemanis saja, sedangkan belajar adalah fokus utama dalam hidup, tapi kalau anak sekarang dengan kecanggihan teknologi, mereka dengan berani mengekspose "Cinta Monyet" dengan menampilkan status seperti layaknya suami istri, foto dengan pacar yang terkesan vulgar, dan status FB yang kebanyakan isinya patah hati, jatuh cinta, cemburu, bertengkar dan sebagainya. Padahal hal itu menurut kami orang dewasa adalah "Tabu" untuk dibicarakan.
Itulah dunia, semakin "edan" saja hehehe.... Yang pasti kita sebagai orang tua harus menanamkan pendidikan sejak dini kepada keturunan kita tentang virus merah jambu dengan bijak tanpa kekerasan, karena anak jaman sekarang apabila kita terlalu keras mendidik maka mereka akan semakin berontak. Aku sebagai calon ibu harus memikirkan strategi jitu agar siap menghadapi tantangan anak jaman yang akan datang yang mungkin keadaannya akan lebih menyeramkan....

inspirate by me 
ketika membaca status para anak-anak SMP saat ini yang menakjubkan terfikir oleh mereka dengan baground usia yang belum waktunya untuk berbicara seperti itu  ^_^

No comments: