Saturday 15 November 2008

Laskar Pelangi on the Movie


Hemm…. Sungguh mengagumkan…. tangis, tawa, sedih, gembira, seolah kita terbawa ke alam Laskar Pelangi yang begitu jujur dan natural. Meski banyak yang belum tersampaikan seperti pada novelnya, namun sudah cukup bagus untuk mewakili visualisasi novel karya Andrea Hirata yang best seller itu. Dan aku menilai 99,99 % deh khusus untuk Laskar Pelangi meskipun aku tidak ngerti tentang perfilman.

Penggambaran tokoh yang sangat natural, permainan akting bocah-bocah yang mengagumkan dan penuh ekspresi mampu membawa penonton larut dalam emosi dan semangat mereka. Air mata yang mahal jatuh dari kelopak mataku pun ikutan meleleh tanpa harus dipaksa, bahkan salah satu teman guru yang ikutan nonton gak terasa sudah menghabiskan bergulung-gulung tisue karena menyaksikan Laskar Pelangi yang begitu menyentuh.


Laskar Pelangi memang tidak salah mencapai jutaan penonton, dan itu terbukti dalam salah satu berita di station televisi swasta bahwa Laskar Pelangi mendapatkan Rekor Muri setelah sebelumnya diduduki oleh Ayat-Ayat Cinta the movie.
Cerita yang sarat akan pendidikan membuka kaca mata kita bahwa masih ada sekolah yang mampu berprestasi di tengah serba kekurangan bahkan sangat-sangat kekurangan sekali. Keteguhan murid untuk belajar dengan segala cara yang ditempuh membakar semangat seorang guru untuk terus bangkit dalam mengamalkan ilmunya. Seorang Lintang yang selalu berusaha datang lebih pagi ke sekolah meski jarak yang ditempuh sangat jauh dan harus melewati sarang buaya, Kucai yang harus membantu orang tua-nya untuk bekerja di pabrik timah yang panas dan menyengat, Harun yang meski tak mampu lagi berfikir tapi dia masih bersemangat untuk belajar dan banyak lagi anggota Laskar Pelangi yang penuh semangat dalam mengejar cita-cita tertinggi mereka. Sungguh pelajaran yang bagus di tengah situasi saat ini, disaat banyak tayangan anak-anak yang kurang mendidik.

Tak lupa perjuangan Pak Harfan yang selalu menanamkan nilai-nilai Islam dengan kelembutan, tidak menggurui, kalimat-kalimat santun penuh makna, dan mampu membawa murid-muridnya mengerti makna Islam sesungguhnya. Pesan moral yang masih selalu ku ingat adalah “Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya”. Beliau selalu menekankan kepada pendidik untuk mendidik dengan hati, serta selalu tanamkan keimanan pada setiap ilmu yang diajarkan. Bu Muslimah pun tak kalah baiknya, pengajar tanpa pamrih yang patut ditiru oleh para guru dan khususnya Aku. Tanpa lelah dan selalu berusaha yang terbaik bagi muridnya, semangat yang ditimbulkan membuatku kagum dan itulah gambaran guru yang sebenarnya. Pahlawan tanpa tanda jasa sebenarnya…

Meski tak bagus aku menggambarkan semua tentang Laskar Pelangi, tapi aku sangat tersihir dengan cerita yang menimbulkan semangat baru bagiku. Berawal dari keminimalan tapi menghasilkan karya terbesar. Dan semoga dapat kupetik hikmah dan dapat kuamalkan dalam setiap langkahku mengamalkan sedikit ilmu di Almamater tercinta SMP Muhammadiyah 8 Batu.

Wahai guru, bersemangatlah… lakukan yang terbaik…tak harus butuh fasilitas dan finansial bagus…hasilkan anak bangsa yang berkualitas dan bermoral…antarkan mereka mengejar mimpi-mimpi indah mereka…tawarkan kelembutan dan optimisme dalam diri mereka dengan keikhlasan…dan Allah akan menyandingkan engkau di singgasana terpuji bersama orang-orang yang mengamalkan ilmunya…

Jadi... yang belum nonton filmnya dijamin rugi deh coz asyik banget. Dan jangan lupa baca dulu novelnya baru nonton filmnya biar tambah sip dan nyambung.
Buruuuaaaaaaaaaaaaaaaaan ntar keburu habis tiketnya....

No comments: