Friday 1 June 2007

Bahagia

Syurga rumah tangga itu fitrah hati. Naluri manusiawi yang minta disisi. Karenanya jejaka rela menjadi suami. Karenanya perawan rela menjadi istri. Masing-masing dengan harapan agar rumah tangga membawa kebahagiaan. Cita-citanya satu jalannya berliku. Tujuannya sama tapi kaedahnya berbeda. Lalu bermacamlah jalan kesana.

Ada yang mengatakan bahagia itu pada harta diukir dari intan permata. Tidak kurang merasakan bahagia itu pada rupa. Ditempa oleh wajah rupawan.

Banyak juga yang merasakan bahagia itu pada kuasa. Dituai oleh pangkat dan jabatan. Pelbagai jalan menimbulkan dilema. Mencari yang benar mempelai tersasar.

Kalaulah bahagia itu pada harta, kalaulah bahagia itu pada nama, kalaulah bahagia itu pada rupa, kalaulah bahagia itu pada kuasa, kenapa banyak sekali pasangan yang bercerai. Banyak orang berkuasa berpisah.

Bahagia itu dari dalam hati. Kesannya zahir rupanya maknawi. Terpendam bagai permata dalam hati. Terbenam bagai mutiara disalut nurani. Bahagia itu pada Hati. Bertahta dikerajaan diri. Bahagia itu pada Jiwa. Mahkota di singgasana rasa.

Bahagia itu Kesabaran. Bila susah tak gelisah. Bila miskin tak pemarah. Bila gagal tidak resah. Hakikat bahagia itu ketenangan. Bila hati mengingat Ar Rahman. Ketahuilah dengan mengingat Allah itu memberi ketenaangan pada hati suami istri. Sama-sama mengerti maksud tersemi takdir Ilahi. Itulah dzikir yang hakiki.

Binalah rumah tangga atas dasar iman. Tuluskan niat luruskan tujuan. Iman itu kekuatan. Syariah itu panduan. Tempat merujuk segala permasalahan. Tempat mencari semua penyelesaian. Binalah hidup di neraca ma’ruf. Rumah jadi sambungan madrasah. Seninya karena sholat...Indahnya oleh munajat.

Tapaknya Iman, Jalannya Syari’ah, Natijahnya Akhlaq. Tiga penjamin segala kunci kebahagiaan rumah tangga dan terciptalah : “Setia dan penyayang suami”, “Cinta dan kasih istri”, lalu berbuahlah mahmudah demi mahmudah yang melahirkan....”Sholeh dan sholehah”. Keridhoan Ilahi Cita-Cita Di Hati.


From : Mutiara Amaly


No comments: