Putraku sayang... tak terasa 13 bulan kita bersama
Banyak cerita yang kita lukis di dunia ini, kehadiranmu
sangat mewarnai hari-hari Bunda.
Bunda merasa tak banyak yang dilakukan untukmu. Untuk kebahagiaanmu,
Bunda merelakan apapun yang ada pada Bunda.
Maafkan Bunda yang masih egois dengan waktu Bunda. Maafkan Bunda
yang masih meninggalkanmu sejenak untuk mencari nafkah. Bukan karena gila harta
atau jabatan Nak... tapi Bunda melakukan ini untuk keluarga, terutama untukmu
dan masa depanmu.
Bunda sedih ketika harus meninggalkanmu beberapa jam untuk
bekerja, Bunda sedih jika tak melihatmu berkembang setiap detiknya. Bunda
menangis bila tanpa sengaja berkata keras kapadamu Nak. Rasanya seperti teriris
pedang hati Bunda...
Anakku sayang... Bunda sebenarnya tak ingin hidup seperti
ini, ini adalah sebuah pilihan yang harus Bunda jalani, pada saatnya kau akan
mengerti. Keadaan yang mengharuskan Bunda seperti ini sayang...
Bunda berjanji Nak... Bunda akan menjagamu sampai maut yang
memisahkan, Bunda akan mendidikmu dengan penuh kesabaran, Bunda akan selalu
tersenyum didepanmu sampai mata Bunda
tertutup selamanya. Apapun yang terjadi, Bunda akan berusaha menahan air mata
ini untukmu Nak... Bunda ingin hanya air mata kebahagiaan yang kau lihat, bukan
air mata kesedihan...
Karena Bunda ingin bersama Labiq sampai di surga, ijinkan
Bunda mengantarmu sampai pintu gerbang yang indah itu Nak...
Yakinlah... semua akan indah pada waktunya...
to my litle son : Hasan Ikhwanul Labiq